Di balik lembaran sejarah kuno dan naskah-naskah mitologi dari berbagai budaya, kita menemukan jejak tentang sosok misterius yang disebut Nephilim. Makhluk-mahluk ini bukan sekadar tokoh legenda—namun juga hadir sebagai simbol kekuatan yang luar biasa, dan sering kali digambarkan sebagai raksasa atau makhluk setengah dewa yang melampaui batas-batas manusia biasa.
Kisah tentang Nephilim telah menjadi bagian dari narasi besar peradaban manusia. Dari kitab-kitab suci hingga mitos kuno, sosok ini muncul dalam berbagai bentuk dan nama. Yang menarik, pesona dan aura misterius Nephilim masih tetap kuat hingga hari ini, menginspirasi berbagai penafsiran, teori, bahkan spekulasi ilmiah dan spiritual.
Nephilim dalam Alkitab dan Kitab Henokh
Dalam kitab kejadian 6:4 kita akan menemukan jenis mahluk yang disebut "orang-orang raksasa", yang dalam kata ibrani nya adalah 'nephilim'. Arti 'nephilim' secara sederhana memang "orang-orang raksasa". Kata ini merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggalnya 'nephil'.
Kejadian 6:4, "Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan."
Nephilim, mahluk-mahluk ini lahir sebagai hasil perkawinan antara "anak-anak Allah" (para malaikat) seperti yang dikisahkan Kejadian 6:4.
(Perihal siapakah yang dimaksud dengan "anak-anak Allah" dalam Kejadian 6:4 bisa ditemukan di artikel 'ANAK-ANAK ALLAH DALAM KEJADIAN 6:4')
Para raksasa dari sejak kelahirannya, telah hidup bersama manusia sampai datangnya air bah. Bisa kita bayangkan, nenek moyang kita sebelum air bah ... mereka menyaksikan 'sepak terjang' para raksasa. Dan Kemungkinan besar mahluk-mahluk tinggi besar ini ikut binasa oleh air bah pada zaman Nuh bersama semua mahluk hidup lainnya.
Bila kita baca kitab Henokh, maka kita bisa punya gambaran tentang kehidupan nephilim beserta interaksinya dengan manusia di bumi.
Henokh, penulis dari kitab Henokh, menceritakannya sebagai berikut:
Henokh 7:3-6, "Mereka (nephilim) ini melahap semua hasil jerih payah manusia sampai-sampai manusia tidak dapat bertahan lagi. Kemudian para raksasa berbalik menyerang manusia untuk memakan mereka. Dan mereka mulai berbuat dosa kepada burung-burung dan binatang-binatang, kepada binatang-binatang yang merayap, dan ikan-ikan, dan saling memakan daging mereka sendiri, dan meminum darahnya. Dan bumi mengeluh karena kejahatan mereka."
Catatan:
- Kitab Henokh dianggap sebagai kitab suci oleh kaum mesianis pada awal gereja yang mula-mula. Tulisan-tulisan awal dari para bapak mesianis menjadikan Kitab Henokh sebagai referensi mereka. Begitu juga bagi para bapak gereja pada abad ke-2 dan ke-3 seperti Justin Martyr, Irenaeus, Origen dan Clement dari Alexandria. Bahkan Tertullian (160-230 M) menyebut Kitab Henokh sebagai bagian dari “Kitab Suci.”
- Berdasarkan kisah Henokh, kita bisa menyimpulkan bahwa nephilim atau para raksasa adalah mahluk yang buas, rakus juga kanibal. Lebih dari itu mereka pun menjamah semua binatang ciptaan Tuhan. Tidaklah mengherankan bila Tuhan mendatangkan air bah.
Jejak Nephilim dalam Sejarah dan Mitos Dunia
Dalam beberapa tradisi, Nephilim dianggap sebagai keturunan dari persatuan antara makhluk surgawi dan manusia. Mereka dikenal memiliki kekuatan fisik luar biasa, postur tubuh yang mengesankan, dan pengaruh besar dalam masyarakat masa lalu. Tak heran jika dalam berbagai teks kuno, mereka disebut-sebut sebagai pahlawan zaman dahulu atau para penakluk hebat. Dalam mitologi Yunani misalnya, konsep manusia setengah dewa seperti Hercules, memiliki kemiripan dengan nephilim.
Namun, di balik itu semua, pertanyaan besar terus muncul: siapa sebenarnya Nephilim? Apakah mereka benar-benar pernah ada, atau hanya hasil dari imajinasi kolektif manusia?
Seiring berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, teori-teori tentang keberadaan Nephilim terus bermunculan. Sebagian kalangan percaya bahwa bukti fisik tentang keberadaan mereka bisa jadi tersembunyi di balik temuan-temuan arkeologis, seperti fosil raksasa atau struktur bangunan kuno yang sulit dijelaskan. Sementara yang lain melihatnya sebagai metafora spiritual tentang konflik antara langit dan bumi. Yang pasti, kisah Nephilim telah memikat imajinasi manusia selama berabad-abad. Bahkan di era modern, mereka tetap menjadi inspirasi bagi film, buku, video game, hingga penelitian serius.
0 Comments